Kamis, 10 Januari 2019

Sejarah Tentang Desa Ngabul

HASIL OBSERVASI/PENGAMATAN DESA NGABUL TAHUNAN JEPARA

Tugas Ini Disusun untuk  Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan. Dosen Pengampu Wahidullah, S.H.I., M.H.

Disusun Oleh:
Zaki Maulida (181420000244)
1APS1

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
2019


Ø Sejarah Desa Ngabul
Mbah datuk Jokosari adalah pemuda ( JOKO) menpunyai nama Syeh Asy’ari atau Syeh Bandar sari/ datuk surowidi, merupakan ulama juga Perwira/tentara perang dari kerajaan Islam di Samudra Pasai.
Syeh Asy’ari/ Syeh bandarsari ( Mbah Jokosari) dengan kakak kandung nya bernama Wulansari melakukan pelarian perang/ pengembaraan setelah kalah perang ke Desa Ngeling di Kabupaten Jepara, Datuk Jokosari pernah menempuh hidup di Desa ini, setelah ditinggal kawin kakaknya (Dewi Wulan sari) , syeh Asy’ari atau Bandarsari pindah ke Desa Ngabul (nama sekarang) dengan membagi bekal dengan kakaknya ,dijelaskan kakaknya mendapat bagian perbekalan hidup yang dibawanya, begitu pula dengan Datuk Jokosari sebagai saudara mudah mendapat separoh perbekalan yang dibawah dan seekor ayam jantan/Jago beliau bawa, Mbah Jokosari mempunyai banyak sahabat, salah satunya Mbah Gondelan, karena keakrabannya Mbah Jokosari dengan Mbah Gondelan berencana membangun Masjid sebagai tempat beribadah dan mensyiarkan agama Islam.
 Misi baiknya ini dibuktikan dengan  bersama – sama berkerja keras membuat bata bersama dengan mbah gondelan.Bata yang dibuat tersebut hanyalah untuk membangun Masjid, namun niatan itu tidak jadi terwujud dikarenakan mbah gondelan menginginkan masjid dibangun di lor kali (utara sungai) tetapi datuk jokosari menginginkan masjid dibangun di kidul kali ( selatan sungai),sehingga rencana itu ditunda.Bangunan masjid yang belum jadi tersebut , pada suatu saat ada banjir besar /bandang dan menghanyutkan bangunan masjid tersebut, diceritakan terbawanya bangunan masjid itu sampai ke Desa Rau Kecamatan Kedung Jepara.
Banyak peninggalan yang bisa dijadikan bukti sejarah di tempat ini,seperti Batu Bata,Pohon besar yang bernama timoho/timoyo yang tumbuh di punden Jokosari ini konon dijadikan tempat menaruh Pedang ( senjata perang seorang perwira) dan sabuknya, terbukti pohon itu ada lekoan – lekoannya, diceritakan setelah datuk jokosari gagal membangun masjid yang direncanakan tersebut, kemudian melanjutkan perjuangannya sampai ke gresik, tetapi tempat bersejarah ini selalu dikenang sebagai tempat singgahnya, selama tinggal di sini, tempat bersesuci ( mandi, wudlu) selalu disendangsari, sehingga pada akhirnya sendang sari diyakini ada kasiyatnya untuk mandi para perawan/ jejaka yang susah mendapatkan jodoh, sampai sekarang masyarakat Ngabul masih mengadakan ritual/ kebudayaan Desa SEDEKAH BUMI setiap hari ahad legi bulan Apit (jawa) atau (Dulkho’dah), dengan harapan masyarakat Desa Ngabul hidupnya menjadi berkah dan selalu ditambah Rizqinya oleh Allah SWT dan menjadikan Desa Ngabul terhindar dari bala’ atau musibah.
Setiap hari jum’at wage juga banyak di kunjungi para peziarah, diyakini para pinisepuh untuk tawasulan mengharap mendapat petunjuk/ridho Allah, agar dalam menjalani kehidupan selalu mendapat jalan, dan mendapat Ridho Allah.Pada akhir – akhir ini makam mbah Datuk Jokosari ramai peziarah, karena banyak ulama’ mengatakan bahwa mbah datuk adalah orang sholeh ( Wali Allah) .
Sejarah Desa Ngabul dimulai pada zaman abad 16 diwilayah yang dibatasi dengan sungai (Jokosari – Krajan), dua kubu tersebut sering berseteru dan masing – masing wilayah mempunyai pimpinan   yang sakti mandra guna/ digdoyo.
Setiap hari kedua pemimpin tersebut saling mengadu kesaktian , kedua pimpinan itu tidak pernah akur sehingga sesepuh Desa ( Mbah Datuk Jokosari) mengajak kedua pimpinan wilayah tersebut berembuk ,dan mendapatkan hasil kesepakatan yaitu dua wilayah itu dijadikan menjadi satu wilayah Desa, dengan dipimpin satu Kepala Desa yang disebut Petinggi.Dengan kejadian itulah maka Desa ini dinamakan Desa Ngabul, karena terkabulnya upaya mendamaikan dua kubu yang berseteru tersebut.Petinggi pertama Desa Ngabul bernama Towi Kromo Parni,makamnya berada di dukuh Jokosari.


PUNDEN SENDANG SARI,NGABUL.


Ø Kekayaan desa Ngabul  dari aspek Geografi dan Demografi :

v  GAMBARAN UMUM GEOGRAFIS
Desa Ngabul sebagai salah satu desa di wilayah Kecamatan Tahunan terletak di sebelah Selatan
Kota Jepara yang berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan          : Desa Tahunan
Sebelah Timur berbatasan dengan         : Desa Ngasem, Bawu
Sebelah Selatan berbatasan dengan       : Desa Troso, Rengging
Sebelah Barat berbatasan dengan          : Desa Langon, Sukosono
Jarak Desa Ngabul ke Ibu Kota Kecamatan Tahunan yaitu + 1 km dapat ditempuh dengan waktu + 5 menit apabila menggunakan kendaran bermotor. Sedangkan jarak ke Ibu Kota Kabupaten Jepara sejauh + 8 km dengan jarak tempuh + 15 menit apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor. Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut, wilayah Desa Ngabul terletak mulai dari 20 m sampai dengan 50 m.
Luas wilayah Desa Ngabul tercatat + 604.906 Ha, dengan perincian penggunaan lahan sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel  Perincian Penggunaan Lahan Desa Ngabul
NO
Penggunaa n
Luas (Ha)

1
Pertanian
72
2
Perkebunan
13
3
Peternakan
0
4
Pemukiman
105
5
Tegalan
81
6
Hutan
2
7
Lapangan
1.5
8
Kas Desa
3
9
Perkantoran Pemerintah
2


Jumlah
279.5


Secara administratif wilayah Desa Ngabul terdiri dari  34 RT dan 7 RW, yang masuk ke dalam 3 (tiga) wilayah pedukuhan, yaitu Dukuh Krajan, Dukuh Jeruk Gulung dan Dukuh Jokosari. Kemudian secara topografi Desa terletak di wilayah dataran rendah. Adapun letak Desa Ngabul dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
LETAK DESA NGABUL



v  GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS
Berdasarkan data administrasi desa, Penduduk Desa Ngabul pada tahun 2018, berjumlah 13.262 jiwa terdiri dari : penduduk berjenis kelamin laki-laki 6.572 jiwa dan perempuan 6.584 jiwa. Jumlah kelahiran 13 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Jumlah kematian 5 laki-laki dan 6 perempuan.Warga pendatang 5 laki-laki dan 5 perempuan. Warga pindahan 10 laki-laki dan  6 perempuan.
Adapun mata pencaharian penduduk Desa Ngabul sebagian besar adalah Petani, kemudian Wiraswasta dan dagang serta sebagian kecil bertani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

NO
MATA PENCAHARIAN
JUMLAH
1
Petani dan Buruh Tani
720
2
Peternakan
167
3
Pedagang
287
4
Wira Usaha
216
5
Karyawan Swasta
2896
6
PNS/TNI/POLRI
147
7
Tukang Bangunan
62
8
Pensiunan
53
9
Montir
48

Pasar Ngabul bagian pusat pedagang durian

Ikon baru desa Ngabul : Tugu Monumen Tiga Putri

Ø APBDesa Ngabul
Pendapatan desa ngabul berjumlah Rp. 2.866.020.500,-
Rincian dari:
PAD
RP. 399,061,500,-
DD
RP. 1,162,870,000,-
ADD
RP. 687,001,000,-
BHPR
RP. 112,088,000,-
BKK
RP. 450,000,000,-
BKP
RP. 55,000,000,-
Data terakhir pada tahun 2018

     Dana tersebut di gunakan untuk Pemerintah Desa RP. 1,069,427,750.- , Pelaksanaan Pembangunan RP. 1,567,428,500,- , Pembinaan Kemasyarakatan RP. 194,565,000,- , Pemberdayaan Masyarakat RP. 62,934,850,-



Rabu, 26 Desember 2018

Sejarah Sunan Muria

Nama Kelompok :
Fifi Yahya Andrianingsih             : 181420000248
Chailis Agmelia khaeroni             : 181420000266
Rikis Desi Cahyanita                    : 181420000241
Muhammad Doni Setiawan          : 181420000252
Muhammad Fakhruddin               : 181420000262
Ricky Jafar Shodiq                       : 181420000242
Zaki Maulida                                : 181420000244
Disusun untuk memeneuhi tugas matakuliah Aswaja


-Sejarah Sunan Muria-



Ziarah ke Makam Sunan Muria di Kudus Jawa Tengah, Tempat Wisata Terindah - Di Kabupaten Kudus Jawa Tengah ada dua buah makam Walisongo yang sangat terkenal, yaitu Makam Sunan Kudus dan Makam Sunan Muria. Kedua makam ini banyak dikunjungi oleh masyarakat baik warga Kudus sendiri maupun masyarakat diluar Kudus. Makam Sunan Muria setiap harinya banyak dikunjungi oleh para peziarah,rata rata perhari sampai seribu-dua ribu peziarah.Akan lebih ramai lagi pada hari Kamis Wage karena pada hari itu dipercaya sebagai hari neton Sunan Muria. Makam Sunan Muria merupakan makam yang cukup unik karena berlokasi di lereng Gunung Muria. Akses ke lokasi makam lumayan berat karena berada di puncak sebuah bukut. Untuk sampai ke lokasi makam, anda harus menempuh perjalanan yang naik turun. Namun  anda jangan khawatir karena disini banyak sekali ojek yang siap mengantarkan anda ke lokasi Makam. Biaya ojek di Makam Sunan Muria tidak lah mahal, yaitu sekitar Rp. 8000-Rp.15000 sekali jalan, itu sudah diantar sampai ke lokasi Makam.

Makam Sunan Muria terletak di lereng Gunung Muria di Kabupaten Kudus Jawa Tengah atau tepatnya beralamat di Desa Colo Kecamatan Dawe Kab. Kudus. Dari Terminal Kudus, anda dapat naik angkutan kota yang langsung menuju ke Muria, yaitu jurusan Colo.Nama Muria diambil dari nama tempat tinggal terakhir beliau di lereng Gunung Muria, kira-kira delapan belas kilometer ke utara Kota Kudus. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara halus, ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya.  Itulah cara yang ditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria.

Perlu diketahui bahwa nama kota Kudus mungkin diambil dari sebuah inskripsi tentang berdirinya Masjid Menara Kudus, yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun  956 H.   (1549 M) yang mengatakan bahwa kota ini bernama Al Quds.Maka nama Muria mengingatkan kita pada nama sebuah bukit di dekat kota Baitul Maqdis atau Yerussalam atau Darussalam itu.

Desa Colo dijadikan obyek pariwisata oleh Pemerintah Daerah Kudus. Di sana telah berdiri banyak villa, dengan hawanya yang sejuk, terdapat sebuah grojogan atau air terjun (curug) bernama MONTHEL. Bila hari Minggu banyak orang berekreasi, terutama pada hari-hari ramainya ziarah ke makam Sunan Muria, yakni pada hari-hari Kaniis Legi dan Jum 'at Paing.


Sunan muria merupakan putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama asli dari Sunan Muria adalah Raden Umar Syahid.Tapi menurut Habib Luthfi,Sunan Muria adalah putra Sunan Ngudung(Usman Haji).Dalam melakukan dakwah, iya menggunakan cara yang seperti ayahnya gunakan. yaitu dengan cara yang halus. Ibarat mengambil ikan, tetapi sangan sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuhnya untuk menyiarkan agama islam di sekitar gunung muria.Sasaran dakwah dari Sunan Muria adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Ia adalah satu-atunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan islam. Dan, ia juga yang telah menciptakan berbagai tembang jawa. Tempat dakwahnya berada di sekitar gunung muria, kemudian dakwahnya diperlua meliputi Tayu, Juwana, kudus, dan lereng gunung muria. Ia dikenal dengan sebutan sunan muria karena tinggal di gunung.


Sunan muria adalah wali yang terkenal memiliki kesaktian. Ia memiliki fisik yang kuat karena sering naik turun gunung muria yang tingginya sekitar 750 meter. Bayangkan, jika ia dan istrinya atau muridnya harus naik turun gunung setiap hari untuk menyebarkan agama islam kepada penduduk setempat, atau berdakwah kepada para nelayan dan pelaut serta para pedagang. Hak itu tidak dapat dilakukannya tenpa fisik yang kuat.



Ada mitos mengatakan bahwa sebelum ke makam untuk menyentuh atas pintu masuk, karena doa yang di panjatkan dan melantarkan doa tersebut kepada para wali agar doanya tercapai.

Peninggalan-peninggalan Sunan Muria :

1.Gentong

Situs air gentong ini berada di dekat pemakaman Sunan Muria. Biasanya, setelah para pengunjung telah selesai berziarah, kuncen menawarkan para pengunjung untuk membawa air tersebut. Konon, air tersebut dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Air gentong ini pernah menyembuhkan penyakit yang aneh, bahkan penyakit parah yang tidak pernah sembuh sebelumnya.Tapi gentong yang asli sudah tidak dapat di gunakan lagi.

2.Masjid


Masjid itu telah dipugar sehingga hilang keasliannya, kecuali hanya beberapa bagian saja yang masih asli. Itu pun tidak luput dari pemugaran. Saat ini masjid itu dibagi dua, yaitu masjid yang khusus untuk kaum pria, di dalamny a kita masih bisa beberapa peninggalan asli Sunan Muria, seperti mihrab (tempat imam), umpak batu (tempat penyangga tiang masjid) sebanyak empat buah yang dibawa dari Pulau Bali, dan sebuah gayor (beduk). Sedangkan, masjid yang khusus untuk wanita adalah tambahan baru hasil renovasi tahun 1976 yang peresmiannya dilakukan oleh Bupati KDH Tingkat II Kudus pada tahun 1978.


SILSILAH SUNAN MURIA

Dalam "Pustoko Darah Agung" Silsilah Sunan Muria dijelaskan sebagai berikut:

1. Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad saw).
2. Berputera Sayid Abbas.
3. Berputera Sayid Abdul As-har.
4. Berputera, Syekh Wais ( Syekh Wakhid?).
5. Berputera Syekh Mudzakir.
6. Berputera Syekh Abdullah.
7. Berputera Syekh Kurames.
8. Berputera Syekh Mubarak.
9. Berputera Syekh Abdullah.
10. Berputera Syekh Ma'ruf.
11. Berputera Syekh Arifin.
12. Berputera Syekh Hasanuddin.
13. Berputera Syekh Jamal.
14. Berputera Syekh Ahmad.
15. Berputera Syekh Abdullah.
16. Berputera Syekh Abbas.
17. Berputera Syekh Abdullah.
18. Berputera Syekh Kurames, pendeta di Makkah.
19. Berputera Abdur Rakhman Kemudian beliau ini ke P. Jawa (Majapahit), mendapat gelar Ario
      (Arya), berganti nama Teja, alias Ario Teja, kemudian menjadi Bupati Tuban.
20. Berputera Ario Teja I, Bupati Tuban.
21. Berputera Ario Tejo Laku, Tuban.
22. Berputera Ario Tejo, Bupati Tuban.
23. Berputera Raden Tumenggung Wilotikto, Bupati Tuban.
24. Berputera Raden Mas Said (Sunan Kalijaga).
25. Dan akhirnya berputera Raden Umar Said alias Sunan Muria.



ISTRI DAN KETURUNAN SUNAN MURIA

Menurut catatan yang dapat dipercaya, isteri Sunan Muria bernama Dewi Sujinah, puteri Sunan Ngudung alias Raden Usman Haji. Jadi Sunan Muria adalah iparnya Sunan Kudus, karena Dewi Sujinah itu kakaknya Sunan Kudus. Dewi Sujinah dimakamkan di belakang Masjid Menara Kudus, yakni di komplek makam Sunan Kudus.

1. Pangeran Santri

Dalam pernikahannya dengan Dewi Sujinah itu Sunan Muria mempunyai seorang putera yang bernama Pangeran Santri yang kemudian dinamakan pula Sunan Ngadilangu. Dengan sebutan Sunan Ngadilangu ini, maka dapat menguatkan pula pendapat bahwa Sunan Muria adalah puteranya Sunan Kalijaga yang berdomisili di Kadilangu Demak. Terbukti cucunya Sunan Kalijaga ini (yakni Pangeran Santri) diberi paraban atau julukan pula dengan Sunan Ngadilangu.

2. Panembahan Pengulu Patih

Menurut sumber dari Kadilangu Demak ('Tustoko Darah Agung"), Panembahan Pengulu Patih adalah putera Sunan Muria. Yang disebutkan hanya satu orang itu. Dan tentunya ini tidak membuka kemungkinan bahwa Sunan Muria mempunyai putera lain selain Panembahan Pengulu Patih, yang tentunya dari isteri yang lain. (Namun dalam catatan tidak disebutkan bahwa Sunan Muria mempunyai isteri-isteri lagi selain Dewi Sujinah).

Sumber tersebut tertulis sebagai berikut :

1. Raden Umar Said Sunan Muria
2. Berputera Panembahan Pengulu Patih
3. Berputera Panembahan Jogodipo, di Colo
4. Berputera Pangeran Sokusumo alias Pangeran Agung
5. Berputera Pangeran Wongsokusumo, di Jatikambang
6. Berputera Pangeran Joyotruno, di Jatipandak
7. Berputera Pangeran Hartokusumo.

3. Raden Ayu Nasiki

Menurut Juru Kunci makam Sunan Muria (Karto Dirono), makam (jirat nisan) yang ada di sisi (sebelah timumya) pasareyan atau nisannya Sunan Muria, adalah puterinya Sunan Muria juga yang bernama Raden Ayu Nasiki.

4. Dewi Roroyono

Tentang Dewi Roroyono yang konon menurut cerita rakyat adalah isteri Sunan Muria, ini memang tidak tercatat dalam buku-buku sejarah yang ada.

5. Raden Ayu Nawangsih

Juga Raden Ayu Nawangsih dan Kebonabrang yang juga menurut cerita rakyat adalah sebagai putera Sunan Muria, hal ini tidak tercatat dalam buku sejarah. Mungkin masih ada isteri atau para putera Sunan Muria yang lain, tetapi itu semua terdapat dalam dongeng cerita rakyat.