HASIL OBSERVASI/PENGAMATAN DESA NGABUL TAHUNAN JEPARA
Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan. Dosen Pengampu Wahidullah, S.H.I., M.H.
Disusun Oleh:
Zaki Maulida (181420000244)
1APS1
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
2019
Mbah datuk Jokosari adalah
pemuda ( JOKO) menpunyai nama Syeh Asy’ari atau Syeh Bandar sari/ datuk
surowidi, merupakan ulama juga Perwira/tentara perang dari kerajaan Islam di
Samudra Pasai.
Ø Sejarah Desa Ngabul
Syeh Asy’ari/ Syeh bandarsari
( Mbah Jokosari) dengan kakak kandung nya bernama Wulansari melakukan pelarian
perang/ pengembaraan setelah kalah perang ke Desa Ngeling di Kabupaten Jepara,
Datuk Jokosari pernah menempuh hidup di Desa ini, setelah ditinggal kawin
kakaknya (Dewi Wulan sari) , syeh Asy’ari atau Bandarsari pindah ke Desa Ngabul
(nama sekarang) dengan membagi bekal dengan kakaknya ,dijelaskan kakaknya
mendapat bagian perbekalan hidup yang dibawanya, begitu pula dengan Datuk
Jokosari sebagai saudara mudah mendapat separoh perbekalan yang dibawah dan
seekor ayam jantan/Jago beliau bawa, Mbah Jokosari mempunyai banyak sahabat,
salah satunya Mbah Gondelan, karena keakrabannya Mbah Jokosari dengan Mbah
Gondelan berencana membangun Masjid sebagai tempat beribadah dan mensyiarkan
agama Islam.
Misi baiknya ini dibuktikan dengan bersama – sama berkerja
keras membuat bata bersama dengan mbah gondelan.Bata
yang dibuat tersebut hanyalah untuk membangun Masjid, namun niatan itu tidak
jadi terwujud dikarenakan mbah gondelan menginginkan masjid dibangun di lor
kali (utara sungai) tetapi datuk jokosari menginginkan masjid dibangun di kidul
kali ( selatan sungai),sehingga rencana itu ditunda.Bangunan masjid yang belum
jadi tersebut , pada suatu saat ada banjir besar /bandang dan menghanyutkan
bangunan masjid tersebut, diceritakan terbawanya bangunan masjid itu sampai ke
Desa Rau Kecamatan Kedung Jepara.
Banyak peninggalan yang bisa dijadikan bukti sejarah di tempat ini,seperti
Batu Bata,Pohon besar yang bernama timoho/timoyo yang tumbuh di punden Jokosari
ini konon dijadikan tempat menaruh Pedang ( senjata perang seorang perwira) dan
sabuknya, terbukti pohon itu ada lekoan – lekoannya, diceritakan
setelah datuk jokosari gagal membangun masjid yang direncanakan tersebut,
kemudian melanjutkan perjuangannya sampai ke gresik, tetapi tempat bersejarah
ini selalu dikenang sebagai tempat singgahnya, selama tinggal di sini, tempat
bersesuci ( mandi, wudlu) selalu disendangsari, sehingga pada akhirnya sendang
sari diyakini ada kasiyatnya untuk mandi para perawan/ jejaka yang susah
mendapatkan jodoh, sampai sekarang masyarakat Ngabul masih mengadakan ritual/
kebudayaan Desa SEDEKAH BUMI setiap hari ahad legi bulan Apit (jawa)
atau (Dulkho’dah), dengan harapan masyarakat Desa Ngabul hidupnya menjadi
berkah dan selalu ditambah Rizqinya oleh Allah SWT dan menjadikan Desa Ngabul
terhindar dari bala’ atau musibah.
Setiap hari jum’at wage juga banyak di kunjungi para peziarah, diyakini
para pinisepuh untuk tawasulan mengharap mendapat petunjuk/ridho Allah, agar
dalam menjalani kehidupan selalu mendapat jalan, dan mendapat Ridho Allah.Pada
akhir – akhir ini makam mbah Datuk Jokosari ramai peziarah, karena banyak
ulama’ mengatakan bahwa mbah datuk adalah orang sholeh ( Wali Allah) .
Sejarah Desa Ngabul dimulai pada zaman abad 16 diwilayah yang dibatasi
dengan sungai (Jokosari – Krajan), dua kubu tersebut sering berseteru dan
masing – masing wilayah mempunyai pimpinan yang sakti mandra
guna/ digdoyo.
Setiap hari kedua pemimpin tersebut saling mengadu kesaktian , kedua
pimpinan itu tidak pernah akur sehingga sesepuh Desa ( Mbah Datuk Jokosari)
mengajak kedua pimpinan wilayah tersebut berembuk ,dan mendapatkan hasil
kesepakatan yaitu dua wilayah itu dijadikan menjadi satu wilayah Desa, dengan
dipimpin satu Kepala Desa yang disebut Petinggi.Dengan kejadian itulah maka
Desa ini dinamakan Desa Ngabul, karena terkabulnya upaya
mendamaikan dua kubu yang berseteru tersebut.Petinggi pertama Desa Ngabul bernama
Towi Kromo Parni,makamnya berada di
dukuh Jokosari.
PUNDEN
SENDANG SARI,NGABUL.
Ø Kekayaan desa Ngabul dari aspek Geografi dan Demografi :
v GAMBARAN
UMUM GEOGRAFIS
Desa
Ngabul sebagai salah satu desa di wilayah Kecamatan Tahunan terletak di sebelah
Selatan
Kota
Jepara yang berbatasan dengan :
Sebelah
Utara berbatasan dengan : Desa
Tahunan
Sebelah
Timur berbatasan dengan : Desa
Ngasem, Bawu
Sebelah
Selatan berbatasan dengan : Desa Troso, Rengging
Sebelah
Barat berbatasan dengan : Desa
Langon, Sukosono
Jarak
Desa Ngabul ke Ibu Kota Kecamatan Tahunan yaitu + 1 km dapat ditempuh dengan
waktu + 5 menit apabila menggunakan kendaran bermotor. Sedangkan jarak ke Ibu
Kota Kabupaten Jepara sejauh + 8 km dengan jarak tempuh + 15 menit apabila
ditempuh dengan kendaraan bermotor. Dipandang dari ketinggian permukaan tanah
dari permukaan air laut, wilayah Desa Ngabul terletak mulai dari 20 m sampai
dengan 50 m.
Luas
wilayah Desa Ngabul tercatat + 604.906 Ha, dengan perincian penggunaan lahan
sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel
Perincian Penggunaan Lahan Desa Ngabul
NO
|
Penggunaa n
|
Luas (Ha)
|
|
1
|
Pertanian
|
72
|
|
2
|
Perkebunan
|
13
|
|
3
|
Peternakan
|
0
|
|
4
|
Pemukiman
|
105
|
|
5
|
Tegalan
|
81
|
|
6
|
Hutan
|
2
|
|
7
|
Lapangan
|
1.5
|
|
8
|
Kas
Desa
|
3
|
|
9
|
Perkantoran
Pemerintah
|
2
|
|
Jumlah
|
279.5
|
Secara
administratif wilayah Desa Ngabul terdiri dari
34 RT dan 7 RW, yang masuk ke dalam 3 (tiga) wilayah pedukuhan, yaitu
Dukuh Krajan, Dukuh Jeruk Gulung dan Dukuh Jokosari. Kemudian secara topografi
Desa terletak di wilayah dataran rendah. Adapun letak Desa Ngabul dapat dilihat
dalam gambar di bawah ini :
LETAK
DESA NGABUL
v GAMBARAN
UMUM DEMOGRAFIS
Berdasarkan
data administrasi desa, Penduduk Desa Ngabul pada tahun 2018, berjumlah 13.262
jiwa terdiri dari : penduduk berjenis kelamin laki-laki 6.572 jiwa dan
perempuan 6.584 jiwa. Jumlah kelahiran 13 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.
Jumlah kematian 5 laki-laki dan 6 perempuan.Warga pendatang 5 laki-laki dan 5
perempuan. Warga pindahan 10 laki-laki dan
6 perempuan.
Adapun
mata pencaharian penduduk Desa Ngabul sebagian besar adalah Petani, kemudian
Wiraswasta dan dagang serta sebagian kecil bertani. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini :
NO
|
MATA PENCAHARIAN
|
JUMLAH
|
1
|
Petani
dan Buruh Tani
|
720
|
2
|
Peternakan
|
167
|
3
|
Pedagang
|
287
|
4
|
Wira
Usaha
|
216
|
5
|
Karyawan
Swasta
|
2896
|
6
|
PNS/TNI/POLRI
|
147
|
7
|
Tukang
Bangunan
|
62
|
8
|
Pensiunan
|
53
|
9
|
Montir
|
48
|
Pasar
Ngabul bagian pusat pedagang durian
Ikon
baru desa Ngabul : Tugu Monumen Tiga Putri
Ø APBDesa Ngabul
Pendapatan desa
ngabul berjumlah Rp. 2.866.020.500,-
Rincian dari:
PAD
|
RP.
399,061,500,-
|
DD
|
RP.
1,162,870,000,-
|
ADD
|
RP.
687,001,000,-
|
BHPR
|
RP.
112,088,000,-
|
BKK
|
RP.
450,000,000,-
|
BKP
|
RP.
55,000,000,-
|
Data terakhir pada tahun 2018
Dana tersebut di gunakan untuk Pemerintah Desa RP. 1,069,427,750.- , Pelaksanaan Pembangunan RP. 1,567,428,500,- , Pembinaan Kemasyarakatan RP. 194,565,000,- , Pemberdayaan Masyarakat RP. 62,934,850,-